Oleh : Syani Ahmad Romadhon
Waktu yang telah hilang, waktu yang sudah terlampau jauh, angan yang dulu akhirnya sekarang sudah ada di depan mata. Asa yang sangat aku ingin dari dulu yakni menaiki dan berlayar menggunakan KRI DEWARUCI perlahan mulai terlihat,impianku dari 2016 dan aku sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari baik pun itu fisik dan mental. Mempelajari kebudayaan dan keragaman.
Tidak sabar rasanya ingin berjumpa dengan teman-teman dari seluruh Indonesia, btw aku masuk di Batch pelayaran Batch Pala dan teruntuk rute menjadi rute yang terjauh,tergokil dan terekstrem,kok ekstrem yakk karena bakal melewati Laut Banda yang sangat terkenal ganas dan terdalam. Takut? Pasti, tapi ini sudah menjadi impianku untuk mengarungi samudra menggunakan kapal Legendaris Indonesia yang konon sudah keliling dunia dua kali dengan ratusan penghargaan, hebat bukan? Dan tentunya bangga bangettt sebagai bangsa Indonesia.
Aku pun menitikan air mata haru dan bangga melihat akan pesonanya yang indah dan sangat memanjakan mata. Dan terpantau KRI DEWARUCI sedang bersandar di dekat Ternate. Akhirnya waktu pun tiba, pesawat safe landing di Bandara Sultan Baabullah Ternate.
SELAMAT DATANG DI TERNATE KOTA REMPAH
Kami pun menari bersama yang selalu membuat terngiang-ngiang di kepala ojek pangkalan kami sangat berdansa bersama mengikuti alunan lagu yang asik dan seru. Kami pun akhirnya mulai perjalanan untuk mengeksplor Ternate. Di siang yang terik kami datang ke Benteng Kastela untuk mengulik sejarah dan peninggalannya. Dan kami pun eksplore lagi menuju Benteng Oranje.
Benteng yang dibangun oleh Bangsa Portugis dan kami pun berkeliling bersama guide. Seperti biasa akhirnya kami pun live streaming Instagram jalur rempah RI bersama laskar rempah lainnya. Setelah itu kami pun berkunjung ke Kedaton Sultan Ternate. Di sana terdapat banyak koleksi artefak yang berkaitan dengan eksistensi Kesultanan Ternate. Kami berkunjung ke Desa Tubo. Desa dimana cengkeh dan pala ditanam dan dilestarikan di sana sampai saat ini yang dulunya menjadi incaran oleh bangsa barat.
Suara musik pun sudah terdengar di atas kami heran itu musik apa, saat kami datang ke kebun langsung disambut oleh buah kelapa yang sangat segar dan sangat cocok. Dan terdapat Ibu-ibu yang sangat semangat menari dari atas sampe bawah dan itu unik sekali tetapi kami sangat menikmatinya. Tidak asing lagi kalo di daerah timur dengan “joget” ini merupakan kebudayaan yang harus dilestarikan karena adanya interaksi dan bahasa kebudayaan di sini. Kami menari dan bernyanyi sangat senang dan bahagia.
Saat melihat KRI DEWARUCI yang sangat gagah dan menawan,masih tidak menyangka bisa menaiki dan berlayar bersamanya. Pada saat pelepasan pun kami disambut tari Soya-Soya di bawah hujan gerimis. Dan dilepas secara langsung oleh Dirjen Kebudayaan Bapak Hilmar Farid dan ternyata kita akan berlayar bersama beliau, suatu kehormatan sekali.
Tap tap tap kaki pun mulai melangkah menaiki KRI DEWARUCI diawali dengan hormat kepada sang saka merah putih. Peran parade pun kami lakukan dan peluit mulai berbunyi secara tegas tuwitttt tuwitttt! Pelepasan pun dimulai. Kemudian saat meninggalkan Ternate yang elok dan kaya akan rempahnya tiba-tiba lagu wajib nasional Tanah Airku pun dikumandangkan dan aku paling tidak tahan dengan lagu ini pasti selalu menangis dan bresssss air mata pun mulai membasahi wajahku sedih rasanya dan tidak tertahan lagi.
Kami pun menyaksikan penampilan Festival Marasante. Apa sih ituu? Festival Marasante
Dipilih sebagai diksi karena mewakili konsep filosofis untuk menjelaskan sebuah visi bersama dalam usaha dan cita-cita pelestarian musik tradisi.
Dalam percakapan bahasa Tidore. Marasante berarti “keberanian tanpa pamrih” Selain itu Marasante juga dinyanyikan dalam syair kesenian lokal untuk menggambarkan cita dan peradaban Tidore. Misalnya dalam penggalan syair lagu “jang foloi marasante, gham jang se kie macahaya lape salina” (Marasante bagus sekali, negeri dan gunung indah berlapis cahaya).
Akhirnya kami mulai berlayar dan impianku pun terwujud yaitu melihat paus sperma secara langsung. Gebyurrrrr! walaupun dari kejauhan tetapi puas dan bahagia banget ketika ekornya menghantam lautan kerennn bangettt sii moment ini. Terus ada pembekalan safety brief,pembagian divisi terdapat dua divisi yakni Divisi Jaga Laut(navigasi laut,mengenal lebih dekat dengan KRI DEWARUCI) dan Divisi Penanting(Menyiapkan segala keperluan untuk makan para laskar rempah).
Meskipun dibangunkannya itu tiba-tiba dan disuruh jalan jongkok mengitari kapal sebelum kumpul di geladak.
Mandi Khatulistiwa merupakan tradisi sakral KRI Dewaruci setiap kali melewati titik koordinat nol derajat garis khatulistiwa. Banyak kejadian kocak di sini ada yang minum air olinya, terus dikatakan masih bau kotoran sapi sebelum disucikan. Dan kalimat yang masih terngiang di kepala itu “Mandikan dia Punggawa”. Personel TNI AL pengawak kapal berperan sebagai Dewa Neptunus, penguasa samudera raya, Dewi Amfirite permaisurinya, Kapten Davy Jones, dan para punggawa untuk memandikan para pelaut dengan disiram air laut yang dialirkan melalui selang. Selanjutnya para pelaut akan dibaptis dengan cara dicelupkan ke air khusus.
Terakhir, para pelaut meminum jamu khusus. Dan itu dingin bangettt angin malam. Dan ternyata dari 147 anggota Laskar Rempah ini terbagi menjadi 4 batch dalam Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 oleh Kemendikbudristek RI ini.
Di antaranya Batch Lada, Cengkeh, Pala, dan Cendana. Hanya ada 2 batch yang melaksanakan ritual Mandi Khatulistiwa yaitu Cengkeh dan Pala karena melintasi Garis Khatulistiwa. Dan itu momen yang sangat berharga dan akhirnya kami bebas mengarungi samudra raya Indonesia. Setelah mandi khatulistiwa kami pun mandi bersama dan ternyata masih bau banget bajunya haha saling ejek padahal bau semuanyaaa. Akhirnya setelah mandi kami pun sarapan pagi dan seperti biasa minum Antimo lagii karena udah mulai mau masuk Laut Banda yang terkenal ganas ombaknya. Setelah berlayar dan tidak terasa sudah mulai masuk laut Banda dan itu berarti sudah dekat dengan Banda Naira. Dan tibalah kami di samping gunung api Banda yang sangat indah.
Dengan modal pala dan fuli yang dihasilkan, orang-orang dari luar Kepulauan Banda pun datang dengan berbagai bahan yang dibutuhkan masyarakat Banda sebagai alat tukar untuk mendapatkan pala. Fakta ini pun dengan jelas tergambar dalam Hikayat Lonthor yang menyebutkan sebagai berikut: “Pulau Banda banyak pula didatangi orang-orang dari kepulauan sebelah timur. Sampai hari ini tempat itu pun disebut Pantai Timur…” Hasil perniagaan ini pun semakin dikenal hingga pada akhirnya juga turut mendatangkan bangsa-bangsa lain ke Pulau Banda. Dan setelah sambutan dari belang adat kami pun tiba dan berlabuh di pelabuhan Banda Naira disambut sangat banyak sekali masyarakat adat yang antusias melihat kedatangan kami.
Pada saat saya berenang free dive di dasar air yang kurang lebih kedalaman 5-7 m sangat indah dan karang yang masih indah dan terjaga tidak menyangka rasanya bisa berenang secara langsung biasanya hanya bisa mendengar lagunya. Tetapi ini secara langsung. Allah is the best planners and scenario. Trust me it works! Dan setelah berenang bersama karena aku sebelumnya beli bakso ikan di Banda Naira kuliner jadi aku makan dulu bakso di pinggir laut wahh sangat nikmat dan syahdu sekalii.
Kami pun kembali ke tempat penginapan masing-masing dan beristirahat sejenak karena nanti malam ada gala dinner di Istana Mini tetapiii disini banyak laskar rempah yang sakit setelah berenang disini lah rasa kepedulian dan rasa sayang laskar rempah di uji dan ternyata yang membuat aku terharu mereka sangat peduli dan menanyakan kabar satu sama lain.
Kami pun datang untuk acara buka kampung atau buka puang. Sebelum menghadiri acara aku pun mendapat pesan dari leluhur “jaga sikap, perkataan dan perbuatan. Hormati kami maka kami akan menghormati kalian semua” aku pun menyampaikan pesan tersebut dalam grup whatshapp dan para laskar rempah pun mengerti.Terdapat Delapan kampung adat di Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, menggelar ritual adat “Buka Puang Negeri” atau Buka Kampung, sebagai salah satu ritual yang telah dilaksanakan sejak jaman leluhur. Tradisi Buka Kampung merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat adat di Banda Naira. Budaya ini sudah dilakukan turun temurun.
Menurutnya, tradisi Buka Kampung memiliki makna untuk memohon izin kepada leluhur ketika akan melakukan upacara adat atau kegiatan yang berskala besar.
Delapan kampung adat yang menggelar ritual buka yakni Kampung Adat Namasawar, Kampung Adat Lonthoir, Salamon, Waer, Pulau Ai, Pulau Hatta, dan dua kampung lainnya yang merupakan tempat masuknya Muhibah Budaya Jalur Rempah yakni Kampung Baru dan Kampung Adat Ratu (Dwi Warna).
Tahun ini, penyelenggaraan ritual buka kampung yang berlangsung 12 Juni hingga 20 Juni 2022 difasilitasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kemendikbud Ristek sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat adat. Ritual ini juga digelar untuk mendukung misi Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 dengan pelayaran KRI Dewaruci yang diikuti 37 laskar rempah dari 34 provinsi dengan menyinggahi Banda Naira. Dan disini banyak kejadian yang terbilang tidak masuk akal karena aku adalah orang yang peka dengan yang tidak kasat mata. Aku merasa selama prosesi buka puang banyak sekali rasanya seperti ratusan orang dan leluhur berkumpul jadi satu pada acara itu.
Di saat hujan lagi dan cukup deras aku pun membuat puisi ini untuk mengisi waktu luang dan menuangkan pikiranku selama di Banda.
Hujan Kemarin
Kau tahu, Hujan kemarin tak sepenuhnya membasahi, ia menari dengan derunya angin, kau pun menggigil.
Kau tahu, Kita tak sepenuhnya mencinta, hanya saja semesta menjebak takut yang menari nari dalam ingatan, kau pun terbawa.
Kau tahu, Tak ada yang benar benar tekun dari langit dan laut, diciptanya hujan redahlah dahagamu.
Kau tahu, Tak ada yang lebih membosankan dari detik musim penghujan,
Dialirinya waktu dengan rapat sandaran segala pintu dan jendela, kau pun tak dapat bersua.
Kau tahu, Perihal paling tabu yang menjadi klimaks akal budimu tak semestinya kau saji.
Kau tahu, Perilaku menyimpang yang kau agungkan tak semestinya kau selimuti dengan cinta.
Kau tahu, Tak ada yang benar benar ambigu dari hujan kemarin, dibasahinya sendu dengan perasaan, kau pun mengemban asa.
Kau tahu, Kau tak semestinya menjadi jarak pada sejengkal dari bahu ke bahu,
hanya saja hujan isi kepala selalu tak selaras dengan genangan isi hati, Kau pun menyerah.
Kau tahu, Tak ada yang lebih terjal dari jalan yang tertutup kabut ego, Dihangatkannya dengan amarah kau pun terbakar emosi.
Kau tahu, Tak ada yang lebih menggigil dari hati yang berujung sendiri, dipulangkan segala sesal lewat, lidah hujan kemarin.
“pastikan tak ada yang tahu bahwa kita benar-benar pernah luka”.
Aku laut yang hujan
Kan ku bangun sebuah istana tanpa singgasana, Yang menampung segala nista tanpa perlu adanya kasta.
Aku ingin mewarnai banyak kata dengan aroma mu yang risih, Yang dari beberapa hembusan selalu mengulur candu.
Akan kubangun sebuah jalan tanpa ujung, yang akan melelahkan setiap belulang kaki-kaki itu, Yang darinya beberapa langkah dikuatkan.
Kan ku gores banyak kalimat dengan deras ombak di laut, Dengan berjuta harap yang digulung hancur ketepian.
Aku ingin merajut banyak senyum dengan cinta dan hati yang tulus, Yang darinya berjuta luka dikaramkan.
Juga akan kuceritakan sebuah misteri semesta dari hati yang lelah dan cinta yang luka.
Maka bisakah kita melihat awan
Bisakah kita melihat laut
Barangkali dari situ kau akan paham tentang ceritaku, Tentang gerimis yang berlari, Tentang ombak yang menggulung karang,
Tentang kau yang tak tahu diri;
Tentang cinta yang tak bisa kau hargai;
Tentang sebuah pesan semesta;
Sebuah tangis;
“Sesuatu yang kau sebut hujan.”
Banda Naira, 19 Juni 2022
Mulailah acara pelepasan KRI DEWARUCI dan disambut sangat meriah dan antuasias warga Banda yang luar biasa hebat. Setelah mulai menapaki menuju kapal lalu terlihat raut wajah warga Banda yang penuh dengan ketulusan dan luar biasa ramahnya. Seperti biasa lagu tanah airku pun berkumandang kembali tidak tahan lagi rasanya benar-benar pecah rasanya dan basah wajahku dan laskar rempah lainnya sedih meninggalkan Banda Naira.
Air mata pun terus mengalir sangat derassss dan kami berkumpul membentuk lingkaran dan saling peluk satu sama lain tidak terasa kami sudah melewati titik ini dan bang Noval dari Jabar pun tidak terkontrol emosinya pun jatuh pingsan karena tidak sempat bertemu dengan mama di Banda untuk terakhir kalinya. Suasana mulai tenang setelah beliau pun sadar kembali.
Dannn baru saja Meninggalkan Banda ombak pun mulai terasa besar dan bergelombang. Kami langsung bergegas makan siang karena di laut perut tidak boleh kosong harus ada yang terisi. Seperti biasa langsung minum Antimo. Ombak mulai bergoncang dan kami langsung masuk karena air sudah mulai naik ke geladak. Tidak terasa waktu sudah mulai malam akhirnya kami pun beribadah di tengah gelombang yang besar dan sudah mulai memasuki laut Banda. Pada saat sholat kami pun pasang kuda-kuda haha supaya tidak jatuh karena tingginya gelombang. Dan kami kembali makan malam dan minum Antimo lagi.
21 Juni 2022
Dimalam inilah ombak yang besar akan menghantam KRI DEWARUCI. Setelah itu kami semua pun tidur dan mulai bergoyangan karena kami tidur di bawah air atau dek paling bawah dan itu sangat terasa guncangannya.
Lalu pada saat ombak meninggi dan suasana mulai sepi dan hening. Aku tiba-tiba teringin poop tepat jam 01.30 WITA dan aku pun berjalan menuju toilet penuh perjuangan karena kapal bergoyang cukup kencang dan sampailah aku di kamar mandi dan kepalaku pun pusing karena terjangan ombak aku pun duduk dannnnnn bergeser kesana kemari tiba-tiba huwekkk sorrrrrr…aku pun mulai mabuk laut atas dan bawah keluar semua hahaa…kocak rasanyaaaa,tetapi itu yang aku rasakan.Dan setelah selesai aku pun mulai tidur kembali walaupun kepala geliyengan dan mual itu rasanya gak enak bangett…Setelah itu peluit khas TNI AL pun berbunyi menginformasikan bahwa waktu istirahat malam sudah selesai. Bangun pagi, salat subuh menggunakan kuda-kuda kembali haha karena ombak pun masih tinggi dan air pun membasahi geladak H disertai hujan gerimis. Dan angin kencang. Dan aktivitas seperti biasa seperti Bangun pagi, salat subuh
Olahraga dilanjutkan pembersihan diri Makan pagi, Apel pagi, Pengenalan PUDD Khas TNI AL, Istirahat makan snack Pengenalan kebaharian,Ishoma. Tetapi semua berubah drastis tidak ada kegiatan karena para laskar rempah dan ABK banyak yang mabuk laut dan juga tepar. Jadi Hanya kondisi hening di kapal dan air pun mulai memasuki kapal di dek bawah tempat dimana kita makan dan pergi ke toilet. Kemudian kami hanya bisa tidur seharian dan tidak berdaya.
Tiba-tiba komandan KRI DEWARUCI pun memberikan kami roti kabin TNI AL, karena tidak ada yang makan di lounge room taruna dan makanan masih sisa. Rasa sayang dan peduli komandan yang luar biasa baik. Aku pun makan sampai 3 bungkus katanya satu bungkus pun bikin kenyang seharian tetapi masih lapar faktanya apa karena perut karet aku haha…dan mulai berkumpul untuk berbagi makanan dari Banda Naira yang sudah di bekali oleh mama haha. Dann karena kami dari Banda Naira tiba-tiba Jeane dari Sulteng dan kak Gina dari Kalsel memberikan kami manisan pala. Dan kami tau rasanya kurang cocok di kala mabuk laut seperti ini kami pun ngakak campur kesal wkwk…
22 Juni 2022
Setelah makan akhirnya kembali Tidur sampai tiba-tiba pagi hari waktu berjalan sangat cepat. Dan cuaca pun mulai membaik walaupun ombak masih bergejolak. Dan waktu pun sudah berganti menjadi WIT dan senangnya banyak signal akhirnya bisa buat konten dan berkabar dengan keluarga di rumah. Walaupun ombak masih tergolong besar masih 5 meter. Kami pun berkumpul di anjungan untuk saling berdiskusi tentang rempah-rempah dan perjalanan kami di Banda Naira tiba-tiba byurrrrr basah lah semua jaket kami kata komandan disambut oleh dewa Neptunus haha…ombak mulai besar lagi dannn kaget nya setelah kami mau masuk ke kamar di tangga kami tiba-tiba ada muntah yang tidak tau muntah siapa. Tetapi aku pun tidak peduli tetapi yang lain merasa jijik karena itu jalan satu-satunya menuju kamar. Aku pun turun ke dek untuk beristirahat kembali ke kamar. Dan seperti biasa bang Resyad dari Jakarta masih muntah di plastik dan bara dari Kaltim. Huwekkk shorrrrr…suara dan bau yang behhhhh tapi aku tidak peduli aku langsung ambil selimut dan tidur kembali. Dan seperti biasa waktu mulai berjalan cepat dan sholat pun tidak bisa di geladak H. Akhirnya kami pun beribadah di kamar di tengah ombak yang mulai berguncang kembali. Setelah beribadah langsung tarik selimut dan tidur kembali. Penat rasanya entah sampai kapan sampai di daratan dalam hatiku.
Aku pun berinisiatif untuk meditasi pada pagi hari bersama seluruh laskar rempah untuk membuat raga dan jiwa tenang karena gejolak ombak yang kami hadapi.
Meditasi pun berjalan sangat khidmat dan kami mencoba taichiquan yang aku pimpin dan mereka pun sangat senang karena belum pernah mencobanya.
Setelah bersih-bersih kapal langsung kami peran layar dan menarik layar yang cukup berat dan menaiki tiang Arjuna. Aku pun mulai menaiki tiang Arjuna dan melihat KRI DEWARUCI dari ketinggian. Sangat indah dan bangga sekali dengan Indonesia yang sejauh mata memandang lautan merasa kecil sekali rasanya dan tidak ada apa-apanya di dunia ini aku sangat bersyukur tinggal di negara yang kaya ini. Negara yang menjadi poros maritim dunia. Aku pun menitikan air mata di atas karena atas rasa syukur yang aku panjatkan.
Kadang tubuh disini hati disana kadang tubuh disana hati entah dimana untuk itu aku membuka telinga dan mata mendengar dan membaca menapaki ruang-ruang baru dari berbagai belahan dunia mempertemukan raga dan jiwa meniti rencana alam semesta tubuh dan hati ini perlu melalang Buana melihat cakrawala dari sudut yang berbeda.Keindahan setiap negara memang tidak terlupakan dan itu justru membuatku mengenang Kampung halaman.banyak bahasa dan bangsa sudah kujelajah,tetapi tetap saja tanah airku yang punya ruang khusus dalam sekuler karena kemanapun kaki melangkah,rumahku Indonesia.
Satu hal lagi yang membuat aku bangga menjadi orang indonesia KITA BANGSA INDONESIA TIDAK PERNAH MENGKLAIM BUDAYA ORANGLAIN/NEGARA LAIN SEBAGAI BUDAYA KITA, TIDAK PERNAH MENGAKUI PRODUK BANGSA LAIN/ NEGARA LAIN SEBAGAI PRODUK KITA karena kita mempunyai ciri khas budaya sendiri yang tiada tersamai oleh negara lain, budaya kita adalah budaya yang agung yang lahir dari bangsa indonesia sendiri, bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif yang mampu menciptakan berbagai produk produk yang unik yang mempunyai ciri khas tersendiri, jadi sekalipun budaya dan produk indonesia berada dimanapun pasti menampakkan ke Indonesiannya.
Karena menurut aku dengan mempunyai budaya sendiri dan mampu menciptakan produk sendiri tanpa mengklaim milik orang lain/ negara lain kita telah mempunyai jati diri sebagai bangsa indonesia, jika kita mengklaim budaya / produk orang lain/ negara lain maka kita kan kehilangan jati diri kita, terus bagaimana dengan generasi penerus kita nantinya.Maka berbanggalah kita menjadi orang / bangsa indonesia karena kita mempunyai negeri yang indah dan mempunyai budaya yang tiada duanya , bebanggalah kita karena kita menjadi bangsa yang kreatif,inovatif yang mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang/ bangsa lain.
Dan bersyukurlah kita berada di negeri indonesia, negeri yang indah dengan berbagai suku bangsa dan budayanya, negeri yang dikelilingi beribu ribu pulau yang indah , negeri yang dipagari gunung gunung yang bebaris rapi bak pagar hijau di katulistiwa.Dan berbahagialah kita hidup di indonesia.Yang pasti aku bangga lahir , besar, dan hidup di indonesia juga ikut andil membangun indonesia karena indonesia adalah negara paling indah di dunia.
Discussion about this post