Lampung Geh, Bandar Lampung – Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) memiliki beberapa Pangkalan TNI AU (Lanud) yang dibagi menjadi tiga Komando Daerah Operasi Udara (Koopsud) I, II, III dan satu Lanud Pendidikan Dasar serta beberapa Pangkalan Udara Pendidikan di bawah kendali Kodiklatau (Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara).
Momentum Hari Bakti ke-75 TNI AU yang jatuh pada 29 Juli 2022 ini, akan mengingat kembali salah satu Lanud yang namanya diambil dari nama tokoh adat Lampung.
Yakni, Lanud Pangeran Muhammad Bun Yamin dengan Komandan Lanud Letkol Nav Yohanas Ridwan. Lanud yang menjadi salah satu bagian dari Komando Operasi Udara I (Koopsau I) di Kampung Astra Ksetra, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung.
Sebagai mana tertuang dalam Peraturan Penguasa Perang Pusat Nomor Nomor 02 RI PERPU/1959 tanggal 25 Januari 1959, dikeluarkan oleh Kasau Marsekal Madya Udara Raden Suryadi Suryadarma selaku Penguasa Perang Pusat AURI, Lanud Pangeran M Bunyamin menjadi Pusat latihan Tempur ABRI Matra Udara.
Dulu, Lanud tipe “C” ini memiliki nama Lanud Astra Ksetra. Sejak tahun 2016 namanya diubah menjadi Lanud Pangeran M. Bunyamin.
Berdasarkan surat keputusan Kepala Staf Angkatan Udara nomor Kep/678/X/2016 tentang perubahan nama pangkalan TNI Angkatan Udara Astra Ksetra menjadi Lanud Pangeran M Bunyamin. Surat keputusan ini sendiri ditandatangani oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna tertanggal 21 Oktober 2016.
Kemudian, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I, Marsekal Muda TNI Yuyu Sutisna, S.E., M.M., meresmikan nama Lanud Pangeran M Bun Yamin pada 9 November 2016.
Nama Lanud ini ternyata diambil dari pahlawan TNI AU dan juga Tokoh Lampung dari Kesultanan Adat Lampung Paksi Pak Skala Bekhak, yaitu Mayor POM (Purn) Mohammad Bun Yamin atau Pangeran M. Bun Yamin.
Ayahanda dari mantan Kapolda Lampung 2017-2019, Irjen Pol (Purn) Ike Edwin ini merupakan bangsawan Kesultanan Adat Lampung Paksi Pak Skala Bekhak yang mengawali karier di AURI (sebelum berubah nama jadi TNI AU) pada tahun 1946. Ia melaksanakan pendidikan militer pertama di Pangkalan TNI AU Kalijati Subang, Jawa Barat.
Kala itu, pria kelahiran 2 Maret 1932 ini menjabat sebagai Kepala Detasemen Tulung Branti di tahun 1950. Pangeran M. Bun Yamin juga menggagas pergantian nama Detasemen tersebut menjadi Bandara Radin Inten II.
Selanjutnya, Pangeran M. Bun Yamin diangkat menjadi Kepala Detasemen Astra Ksetra, yang kemudian dikenal sebagai Lanud Astra Ksetra. Ia juga selalu didampingi oleh istri tercinta, Raden Ajeng Maslena Dewi.
Pada tahun 1974, Ayah dari Perdana Menteri Kesultanan Adat Lampung Paksi Pak Skala Bekhak, Dang Gusti Ike Edwin dipromosikan sebagai Kepala Bandara Simpang Tiga atau Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru hingga pensiun tahun 1984.
Sosok Pangeran M Bun Yamin memang tak asing bagi masyarakat Lampung. Selain kiprahnya di bidang militer, ia juga dikenal sebagai anak ketiga dari Pahlawan Lampung, Pangeran Suhaimi.
Pahlawan ini juga sangat dikenal dikalangan TNI Angkatan Darat. Pangeran Suhaimi berkarir di bidang pemerintahan dimulai sejak berhenti dari TNI AD dengan pangkat Letnan Dua (Letda).
Anak pertama Pangeran Suhaimi, yakni Pangeran Maulana Balyan atau Ayahanda dari Brigjen Pol (Purn) Edwar Syah Pernong yang juga Sultan Kepaksian Pernong di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak.
Kedua, Pangeran Abdoel Moeis, Suntan Marga Liwa. Ketiga, Mayor POM (Purn) Mohammad Bun Yamin, yang kini namanya menjadi nama pangkalan TNI AU di Lampung. (*)
—
Penulis: Bella Ibnaty Sardio
Editor: Astrid Wendiannisaa
Discussion about this post