Lampung Geh, Bandar Lampung – Pasca-momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga telur di pasar tradisional berangsur menurun. Meskipun masih jauh di atas normal.
Berdasarkan pantauan Lampung Geh, salah satu pedagang yang menjual telur ayam ras di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung, mematok harga Rp 28 ribu/kg, Senin (10/1). Harga tersebut dijual untuk masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Sekarang jual ke orang-orang Rp 28 ribu/kg. Tapi untuk orang-orang beli untuk sendiri, kalo untuk dijual lagi saya ga jual,” kata pedagang tersebut.
Sedangkan, dari data yang didapatkan melalui website resmi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, Harga telur ayam di Pasar Smep, Tanjung Karang Pusat, per tanggal 10 Januari 2022 mencapai Rp 27 ribu. Harga ini lebih rendah per tanggal 4 Januari 2022 yang mencapai Rp 28.500.
Salah satu warga, Ira, sangat berharap harga telur kembali normal. Karena naiknya harga telur ini hampir 50 persen dari harga biasanya.
“Semoga bisa turun lah ke harga Rp 20 ribu sampai Rp 21 ribu. Sekarang Rp 28 ribu, pas akhir tahun itu saya beli sampe Rp 30 ribu per kilonya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kenaikan harga telur yang terjadi beberapa waktu lalu disebabkan karena adanya momentum Natal dan Tahun Baru 2022.
Hal ini dikatakan Syahrul meninjau peternakan ayam petelur di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (9/1).
Menurutnya, kenaikan yang terjadi masih dalam kendali pemerintah, dimana harga yang ada masih dalam titik batas wajar.
“Sepanjang kenaikan itu dalam batas-batas kendali, pemerintah tentu kita tidak akan mengintervensi. Intervensi baru dilakukan apabila kenaikannya melampaui batas tertentu. Barulah kita lakukan operasi pasar dan pendekatan-pendekatan lain,” katanya. (*)
Discussion about this post